Banyak orang bicara soal artikel SEO. Tapi jujur saja, kebanyakan artikel yang bertebaran di luar sana gagal total.
Gagal memikat pembaca, dan lebih parahnya lagi, gagal di mata Google. Saya Nando Rifky, dan saya di sini untuk memberitahu Anda bahwa cara menulis artikel SEO ala saya pribadi dan sesuai pengalaman.
Fondasi Utama Artikel SEO Versi Saya
Sebelum mengetik satu kata pun, fondasinya harus kokoh. Banyak orang terburu-buru menulis padahal bagian terpenting adalah perencanaan.
Bukan Riset Keyword Biasa
Semua orang tahu cara mencari keyword. Anda masukkan topik ke tools, lalu pilih yang volumenya tinggi. Itu cara standar.
Pendekatan saya berbeda. Tidak cukup hanya melihat volume. Yang lebih penting adalah memahami search intent atau niat pencarian. Pertanyaan yang selalu muncul di kepala: "Orang yang mengetik keyword ini sebenarnya mencari apa?"
Apakah mereka mencari definisi? (Informational) Apakah mereka mencari perbandingan produk? (Commercial Investigation) Apakah mereka mau membeli? (Transactional)
Langkah berikutnya, langsung buka Google dan lihat halaman pertama (SERP).
Siapa yang ada di sana? Apakah formatnya listikel? Panduan lengkap? Atau artikel berita? Google sudah memberi tahu kita format apa yang disukainya untuk keyword tersebut. Melawan Google sama saja buang-buang waktu.
Memahami 'Search Journey' Pengguna
Artikel yang baik tidak pernah berdiri sendiri. Konsep yang selalu saya pegang adalah 'Topical Authority'.
Artinya, artikel yang ditulis adalah bagian dari sebuah 'cluster' topik yang lebih besar.
Misalnya, ketika menulis tentang "cara merawat anggrek", sudah terencana juga artikel pendukung seperti "jenis-jenis anggrek", "kesalahan merawat anggrek", dan "memilih pot untuk anggrek".
Ini menunjukkan kepada Google bahwa kita adalah ahli di bidang tersebut, bukan sekadar penulis yang 'nembak' satu keyword.
Proses Menulis Artikel SEO yang Sering Dilewatkan
Setelah fondasi kuat, barulah masuk ke proses penulisan. Di sinilah banyak penulis pemula terpeleset.
Kerangka (Outline) Adalah Separuh Pekerjaan
Kerangka yang dibuat untuk optimasi artikel SEO friendly sangatlah detail. H2, H3, bahkan poin-poin penting di setiap sub-judul harus tersusun rapi.
Bagi saya, kerangka adalah peta artikel. Setiap bagian harus mengalir secara logis. Coba jawab pertanyaan lanjutan dari pembaca sebelum mereka sempat memikirkannya.
Jika H2 membahas "Penyebab Masalah", H3 berikutnya harus "Solusi Mengatasi Masalah". Alurnya harus jelas.
Menulis untuk Manusia Bukan Robot (Human First)
Ini penting. Terlalu banyak artikel SEO yang kaku karena terlalu fokus pada keyword.
Prinsip yang harus dipegang yaitu "Tulis draf pertama untuk manusia". Tulis saja sampai selesai.
Jangan khawatir tentang penempatan keyword. Prioritaskan untuk membuat artikel agar enak dibaca, mengalir, dan punya 'suara' yang khas.
Setelah draf pertama selesai, barulah masuk ke mode 'Editor SEO'.
Di sinilah keyword utama, LSI (kata-kata terkait), dan sinonim dimasukkan secara alami. Keyword tidak boleh dipaksakan. Jika sebuah kalimat terdengar aneh karena keyword, yang diubah adalah kalimatnya, bukan memaksakan keyword masuk.
Menyuntikkan E-E-A-T dalam Tulisan
E-E-A-T (Experience, Expertise, Authoritativeness, Trustworthiness) adalah segalanya bagi Google. Artikel harus menunjukkan bahwa penulisnya tahu apa yang dia bicarakan.
Bagaimana caranya?
- Experience: Gunakan sudut pandang orang pertama. Tulis "Berdasarkan pengalaman saya..." atau "Dari yang pernah dicoba, hasilnya...".
- Expertise: Jangan hanya memberi tahu "apa", tapi "kenapa". Jelaskan alasannya. Tunjukkan data atau logika di balik setiap pernyataan.
- Authoritativeness: Ini dibangun dari keseluruhan website. Termasuk dari 'Topical Authority' yang disebutkan tadi dan profil penulis.
- Trustworthiness: Jangan melebih-lebihkan. Sajikan fakta yang akurat. Jika artikelnya tentang kesehatan atau keuangan, pastikan informasinya valid dan tidak menyesatkan.
Tips 'Rahasia' Membuat Artikel SEO Friendly
Baik, ini bagian yang mungkin Anda tunggu. Ada beberapa teknik yang selalu saya gunakan untuk membuat artikel berbeda dari yang lain.
Teknik 'Piramida Terbalik'
Teknik ini dipinjam dari dunia jurnalisme.
Prinsipnya: Taruh informasi paling penting di bagian paling atas artikel.
Banyak penulis blog suka bertele-tele di awal. Berbeda dengan itu, langsung berikan jawaban atau poin utama dari artikel di dua atau tiga paragraf pertama.
Mengapa?
- Pertama, ini menghargai waktu pembaca.
- Kedua, ini membantu Google memahami inti artikel dengan cepat.
- Ketiga, ini adalah strategi jitu untuk mendapatkan 'Featured Snippet'.
Optimasi Internal Link yang Strategis
Internal linking adalah bagian dari on-page SEO yang tidak boleh diabaikan .Banyak orang asal menaruh internal link. Namun, saya tidak melakukan hal itu.
Setiap internal link harus punya tujuan.
Tujuan pertama adalah membantu Google 'merayapi' website dan memahami hubungan antar artikel (membangun 'Topical Authority').
Tujuan kedua adalah memandu pembaca. Internal link ditempatkan di tempat yang logis. Misalnya, saat menyebut "jenis anggrek" di artikel "perawatan anggrek", langsung tautkan ke artikel "jenis-jenis anggrek".
Anchor text (teks jangkar) juga sangat diperhatikan. Buatlah natural dan relevan.
Paragraf Pendek dan 'Whitespace'
Anda mungkin sadar artikel ini ditulis dalam paragraf-paragraf pendek.
Ini disengaja.
Ingat, sebagian besar orang membaca lewat ponsel. Paragraf panjang di layar kecil sangat melelahkan mata.
Dalam beberapa kasus, penggunaan paragraf sebisa mungkin saya jaga maksimal 3-4 baris.
'Whitespace' atau ruang putih juga dimanfaatkan dengan baik. Ini memberi jeda bagi mata pembaca, membuat artikel terasa lebih ringan dan tidak mengintimidasi. Ini adalah trik psikologi visual yang sangat efektif.
Jika Anda merasa kewalahan dengan semua proses ini, memahami dasar-dasar SEO terlebih dahulu akan sangat membantu. Atau bisa juga memanfaatkan jasa SEO profesional untuk hasil yang lebih optimal.
Setelah Artikel SEO Selesai Ditulis
Pekerjaan belum selesai setelah menekan tombol 'publish'.
Proses Editing Berlapis
Tidak pernah menulis dan langsung publish. Editing dilakukan berlapis.
- Lapisan 1 (Proofreading): Periksa typo, tata bahasa, dan ejaan. Artikel yang banyak typo terlihat tidak profesional dan merusak kepercayaan (Trustworthiness).
- Lapisan 2 (Editing SEO): Periksa kembali. Apakah H1 sudah menarik? Apakah meta deskripsi sudah optimal? Apakah struktur heading sudah runtut? Apakah keyword sudah tersebar alami?
- Lapisan 3 (Readability): Baca artikel dengan suara keras. Apakah alurnya enak? Apakah ada kalimat yang terlalu rumit? Jika tersendat saat membacanya, berarti kalimat itu harus diperbaiki.
Artikel SEO Bukan 'Set It and Forget It'
Ini adalah kesalahan terbesar yang sering dilihat. Orang mem-publish artikel lalu melupakannya.
Dunia SEO itu dinamis. Peringkat bisa berubah.
Performa artikel rutin saya periksa di Google Search Console (GSC).
Jika sebuah artikel mulai turun peringkatnya, saya buka kembali dan perbarui (content refresh).
Apakah ada informasi baru? Apakah kompetitor punya poin yang lebih baik? Tambahkan informasi baru, perbaiki data lama, dan optimasi ulang. Artikel yang 'fresh' lebih disukai Google.
Kesimpulan
Jadi, begitulah cara kerja yang terbukti efektif. Menulis artikel SEO berkualitas memang bukan pekerjaan instan.
Butuh riset yang dalam, perencanaan yang matang, dan komitmen untuk terus memperbaiki konten. Tapi percayalah, hasil yang didapat sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.
Intinya sederhana, tulislah untuk manusia dulu, optimasi untuk mesin kedua. Kalau pembaca puas, Google akan ikut puas. Sesederhana itu.
.jpg)

